"APBN 2022 memberikan bansos (bantuan sosial) hingga Rp 461 triliun dan subsidi BBM Listrik dan LPG mencapai Rp 555 triliun. Anggaran sangat besar tersebut untuk melindungi rakyat dari guncangan global," tutur Sri Mulyani.
Dia melanjutkan, APBN 2022 juga mulai pulih dan sehat. Penerimaan Negara naik Rp 615 triliun atau tumbuh 30,6 persen, yaitu mencapai Rp 2626,4 triliun atau 115 persen dari target. Selain itu, belanja Negara mencapai Rp 3091 triliun atau naik 10 persen untuk melindungi rakyat dan mendorong pemulihan ekonomi.
"Defisit menurun tajam sebesar Rp 310,7 triliun menjadi 2,38 persen PDB (Produk Domestik Bruto), jauh lebih rendah dari rencana awal 4,5 persen PDB dan turun dibawah 3 persen PDB lebih cepat satu tahun dari aturan UU 2/2020," ungkap Sri Mulyani.
Dia menegaskan, APBN 2023 tetap akan menjadi instrumen penting menjaga ekonomi dan rakyat dari risiko resesi dunia dan guncangan geopolitik.
"Anggaran (2023) pendidikan mencapai Rp 612 triliun - perlindungan sosial Rp 476 triliun; kesehatan Rp 178 triliun; ketahan energi Rp 341 triliun; ketahanan pangan Rp 104 triliun; infrastruktur Rp 392 triliun," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Pemulihan Ekonomi Tahun 2022 Merata, Sri Mulyani Ingatkan untuk Tetap Waspada
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.