TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melalui Prompt Manufacturing Index (PMI) memperkirakan kinerja industri pengolahan akan meningkat pada pada kuartal I 2023. Diprediksi indek PMI sektor ini akan meningkat menjadi sebesar 53,30 persen, atau lebih tinggi dari 50,06 persen pada kuartal sebelumnya.
Baca juga : Survei Bank Indonesia Prediksi Dunia Usaha Menguat di Kuartal I 2023
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan seluruh subsektor industri pengolahan diperkirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada subsektor tekstil, barang kulit dan alas kaki.
"Subsektor lain yang tercatat meningkat adalah subsektor barang kayu dan hasil hutan lainnya, pupuk, kimia dan barang dari karet, serta logam dasar besi dan baja," katanya.
Bank Indonesia mencatat kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal IV 2022 terindikasi tetap kuat dan masih berada pada fase ekspansi. Perbaikan kinerja manufaktur tersebut tercermin dari PMI-BI yang tercatat mencapai 50,06 persen atau berada pada fase ekspansi dengan indeks di atas 50 persen meskipun lebih rendah dari 53,71 persen pada kuartal III 2022.
Baca juga : Harga Cabai Tembus Rp 75 Ribu, Bapanas Akan Bagikan Polybag untuk Masyarakat Tanam di Rumah
"Ekspansi terjadi pada mayoritas komponen pembentuk PMI-BI, terutama volume total pesanan, volume persediaan barang jadi, dan volume produksi," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan resmi di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan subsektornya, ekspansi terjadi pada subsektor semen dan barang galian non-logam, tekstil, barang kulit dan alas kaki, alat angkut, mesin dan peralatannya, kertas dan barang cetakan, serta makanan, minuman, dan tembakau.
Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan sektor Industri Pengolahan sebagaimana hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang masih tumbuh meski melambat, dengan saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 1,04 persen.
ANTARA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini