TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sunadi mengatakan sudah menawarkan saham Bandara Kertajati pada Arab Saudi dan India. Ekonom mengungkap kelemahan Kertajati sehingga kurang diminati oleh investor.
Baca juga : Ridwan Kamil Benarkan Buka Tawaran Saham Bandara Kertajati
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan investor lokal tak tertarik berinvestasi di Bandara Kertajati. "Sebenarnya kalau investor dalam negeri penggunaannya juga untuk apa? Itu yang jadi pertanyaan besar. Pelajarannya adalah kalau mau bikin infrastruktur, sebaiknya harus dilihat utilitasnya, internal rate of return-nya, pengembaliannya, uji kelayakannya dilakukan secara baik sehingga kalaupun ingin menggandeng investor, investor akan tertarik," kata dia pada Tempo, Senin, 9 Januari 2023 malam.
Menurut Bhima, sejauh ini investor dalam proyek strategis nasional memiliki porsi pendanaan relatif kecil. Dia menjelaskan, sebagian besar dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau penugasan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dia juga menanggapi soal investasi asing pada Bandara Kertajadi. "Kalau pun menarik investasi, lantas penggunaannya untuk apa? Penggunaan untuk bandara komersil kan ternyata butuh infrastruktur penunjang karena jaraknya terlalu jauh dari pusat kota, atau penggunaannya untuk service MRO (maintenance, repair, overhaul) pesawat," kata dia.
Baca juga : Optimalkan Bandara Kertajati, Garuda Indonesia Operasikan Penerbangan Langsung ke Tanah Suci
Bhima mengatakan, penggunaan bandar udara tersebut harus diperjelas. Jadi, kata dia, harus ada proposal bisnis kalaupun ditawarkan untuk menggaet investasi dari luar.
"Jadi, bukan berarti negara timur tengah sedang punya banyak uang kemudia mereka mau masuk ke infrastruktur yang kita tahu infrastruktur seperti Bandara Kertajati utilitasnya bisa lebih rendah, bisa dikatakan tidak berkorelasi antara pengembalian investasinya dengan pendapatannya. Bahkan, untuk biaya operasional perawatan bandara setiap bulan saja harus disuntik terus. Nah, ini kan jadi pertimbangan," papar Bhima.
Baca juga : BIJB Bantah Bandara Kertajati Rusak Parah karena Hujan Badai
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi mengatakan sudah menawarkan saham Bandara Kertajati pada Arab Saudi dan India. Hal ini ia ungkap dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 Kementerian Perhubungan yang tayang di laman YouTube resmi, Rabu, 28 Desember 2023.
“Kepada Saudi kami secara khusus minta mendedikasikan penerbangan dari Saudi langsung ke Kertajati. Bahkan kami menawarkan atau bersama-sama Pemerintah Daerah Jawa Barat, menawarkan untuk kami delusi, artinya dari India dan Saudi berminat untuk membeli saham dari Kertajati,” kata Budi.
Budi mengatakan, tawaran saham tersebut diharapkan bisa menambah ketertarikan masyarakat internasional untuk mengembangkan konektivitas di Kertajati. "Presiden saya laporkan sangat setuju kalau di Kertajati bukan sebagai lapangan terbang saja, tapi juga untuk MRO, untuk cargo karena dekat Patimban, itu sangat baik," kata dia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini