TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan optimis sektor perdagangan bakal tumbuh di tengah potensi resesi 2023. Kementerian Perdagangan akan memastikan pertumbuhan tersebut dengan cara menjaga pasar domestik dan luar negeri Indonesia tetap positif di tengah kondisi perekonomian yang dinamis di kawasan.
Baca juga : Soal Resesi 2023: Peringatan IMF dan Faisal Basri, Keyakinan Jokowi hingga Strategi Sri Mulyani
"Kementerian Perdagangan telah dan terus memastikan ekonomi nasional tetap tumbuh di tengah situasi perekonomian global dan kawasan yg cukup dinamis termasuk beberapa wilayah yg diprediksi mengalami penurunan atau negatif," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Jakarta, pada Senin, 9 Januari 2023. Berikut sejumlah langkah yang akan diambil Kementerian Perdagangan.
Pertama, menjaga pasar domestik tetap tumbuh positif dengan memastikan beberapa hal. Yaitu menjaga ketersediaan bahan kebutuhan masyarakat terutama bahan pokok dan bahan penting atau esensial. "Hal ini akan diupayakan bersama seluruh pemangku kepentingan agar dapat terus dijaga," kata Zulkifli Hasan.
Baca juga : Ancaman Resesi 2023, Ekonom Prediksi Indonesia Aman Hanya Turbulensi
Kedua, menjaga keterjangkauan harga barang kebutuhan pokok dan esensial oleh masyarakat Indonesia. Hal itu akan dilakukan dengan cara berkolaborasi dan berkoordinasi antara kementerian dan lembaga, serta dunia usaha di seluruh rantai pasok menjadi hal yang harus dilakukan.
Ketiga, memastikan pemanfaatan digitalisasi di berbagai saluran distribusi agar keterjangkauan dan ketersediaan barang tetap terjamin.
Keempat, memanfaatkan pasar luar negeri yang dinamis semaksimal mungkin melalui beberapa kegiatan utama yang akan memberikan peluang bagi pelaku usaha nasional untuk tetap dapat melakukan ekspor yang berkualitas.
Hal itu akan diwujudkan dengan menginisiasi, menuntaskan, dan mengimplementasikan berbagai perjanjian perdagangan seperti Preferential Trade Agreement (PTA), Free Trade Agreement (FTA), maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan berbagai wilayah atau mitra dagang Indonesia, utamanya negara mitra dagang nontradisional atau emerging economy.
Pemerintah juga mengupayakan beberapa perundingan perdagangan dengan negara di kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika Utara, dan Amerika Utara semaksimal mungkin agar dapat selesai pada 2023 ini.
"Perjanjian yang sudah selesai ratifikasi seperti RCEP, Indonesia Korea CEPA, akan segera diimplementasikan pada awal tahun ini sekitar akhir Januari atau awal Februari, sehingga diharapkan hal tersebut akan menjadi peluang peningkatan ekspor nasional," kata Mendag.
Kementerian Perdagangan juga berupaya tuntaskan ratifikasi perjanjian CEPA dengan Uni Emirat Arab (UAE), yang akan mendorong kinerja ekspor nasional ke Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah, Eropa Timur, bahkan Amerika Latin.
Kemudian, Kemendag akan menggelar misi dagang ke berbagai kawasan nontradisional, di mana yang akan menjadi prioritas Kemendag antara lain Afrika (Nigeria dan Maroko); Timteng (Mesir, Arab Saudi, dan UAE), Asia Selatan (India dan Bangladesh); serta Amerika Latin (Cile, Peru, dan Brasil).
Hal lain yg juga konsisten dilakukan Kemendag adalah menangani berbagai hambatan yg dialami eksportir atau pelaku usaha nasional di pasar luar negeri baik melalui mekanisme bilateral antara pemerintah atau G to G atau bahkan melalui forum internasional seperti Badan Perdagangan Dunia (WTO), ASEAN, dan mekanisme lainnya.
Kelima, Kementerian Perdagangan juga mengoptimalkan berbagai langkah pengamanan sektor industri dalam negeri melalui instrumen pengamanan seperti antidumping dan safeguard.
"Diharapkan dengan berbagai langkah komprehensif tersebut ekonomi nasional khususnya sektor perdagangan dapat terus tumbuh berkesinambungan meskipun terdapat dinamika ekonomi di tingkat global," pungkas Zulkifli.
ANTARA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.