TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada sore hari ini, Kamis, 5 Januari 2023, ditutup melemah 34 poin di level 15.616 per dolar AS. Sehari sebelumnya, rupiah ditutup di 15.586 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Ibrahim Assuaibi menyatakan kurs rupiah loyo karena indeks dolar yang menguat hari ini. Salah satu penyebab meningkatnya indeks dolar itu adalah pasar yang menimbang sinyal beragam pada kebijakan moneter dari risalah pertemuan The Federal Reserve (The Fed) bulan Desember 2022.
Baca: Rupiah Melemah Rp 15,601 Per Dolar AS, Pasar Tunggu Pengumuman Hasil Pertemuan The Fed Besok
"Karena rilis data aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Desember, sementara Bank of Japan (BoJ) berencana untuk menaikkan prakiraan inflasinya," kata Ibrahim lewat keterangan tertulisnya hari ini.
BoJ telah berencana mengerek perkiraan inflasi inti dalam proyeksi triwulanan yang akan jatuh tempo bulan ini, meski bank itu masih belum memiliki rencana untuk segera menaikkan suku bunga. Namun sejak awal Desember BoJ secara tak terduga memberi sinyal hawkish dalam pertemuan terakhirnya untuk tahun 2022.
"Pasar memperkirakan kemungkinan bank pada akhirnya akan membalikkan kebijakan moneternya yang sangat longgar akhir tahun ini," ujar Ibrahim.
Meski begitu, pelonggaran itu juga bergantung pada jalur kebijakan moneter AS. Risalah pertemuan The Fed Desember lalu telah menunjukkan pembuat kebijakan mendukung laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat dan mereka juga ingin suku bunga dipertahankan lebih tinggi lebih lama.
Faktor eksternal lainnya yang turut mempengaruhi pasar adalah aktivitas bisnis berkontraksi lagi pada bulan Desember. Perlambatan terjadi setelah adanya pelonggaran beberapa pembatasan anti-Covid selama bulan tersebut.
"Fokus sekarang tepat pada pembukaan kembali ekonomi Cina, karena negara itu menghadapi lonjakan besar dalam infeksi Covid-19," kata Ibrahim.
Selanjutnya: Sementara faktor dari dalam negeri...