TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 mencapai 5,3 persen. Hal ini sejalan dengan penguatan ekonomi pada triwulan III yang mencatatkan pertumbuhan 5,72 persen.
“Kinerja perekonomian Indonesia salah satunya ditopang faktor eksternal. Neraca perdagangan kita menunjukkan ekspor yang terus mengalami pertumbuhan tinggi,” ujar Menkeu Sri Mulyani, Kamis, 24 November 2022.
Baca: Pulih dari Pandemi Covid-19, Sri Mulyani Ingatkan Risiko Baru yang Bikin Inflasi RI Tinggi
Ekspor Indonesia hingga akhir Oktober 2022, kata Sri Mulyani, meningkat 12,30 persen secara year on year. Sementara year to date tercatat akumulatif sebesar 30,72 persen. Hanya saja, di saat yang bersamaan impor jika mengalami kenaikan di angka 17,44 persen year on year dan secara akumulatif mencapai 27,7 persen year to date.
“Tapi sampai hari ini Indonesia membukukan neraca perdagangan surplus 5,7 untuk Oktober dan ini konsisten surplus 30 bulan berturut-turut,” ujar Sri Mulyani.
Surplus neraca perdagangan mencapai angka kumulatif 45,5 miliar US Dolar sepanjang Januari hingga Oktober. Angka ini tercatat lebih tinggi ketimbang tahun 2021 yang hanya sebesar 30,9 miliar US Dolar.
Sri Mulyani mengatakan capaian tersebut berarti menimbulkan tambahan atau daya tahan terhadap perekonomian Indonesia yang saat ini dihadapkan pada situasi ekonomi global.
“Pertumbuhan ekonomi kita di luar faktor eksternal juga masih sangat baik,” ujar Sri Mulyani.
Dia menyebut indeks penjualan retail masih di angka 4,5 persen Indeks keyakinan konsumen juga masih berada pada level tinggi—di batas optimisme—yaitu di angka 120.
“Konsumen di Indonesia terutama kalangan menengah atas masih memiliki daya beli dan punya keyakinan. Ini akan sangat menolong momentum pemulihan ekonomi kita,” kata Sri Mulyani.
Baca: Pendanaan Transisi Energi, Sri Mulyani Disebut Berperan Penting Agar RI Dapat Bunga Murah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini