TEMPO.CO, Bali-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia telah melewati pemulihan yang cukup kuat dari pandemi Covid-19 atau dalam tiga kuartal terakhir. Namun, dia mengingatkan risikonya kini bergeser karena ada isu krisis energi dan perkembangan geopolitik global.
“Ada risiko baru yang datang dari geopolitik yang menciptakan kenaikan harga yang sangat tinggi pada energi serta pupuk dan makanan,” ujar Sri Mulyani melalui keterangan video di acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Kuta, Bali pada Rabu, 23 November 2022.
Kondisi tersebut, kata dia, menimbulkan tekanan inflasi yang tinggi, kemudian diikuti dengan pengetatan kebijakan moneter. Bahkan, dia melanjutkan, telah menciptakan risiko penurunan ekonomi global.
Sri Mulyani menjelaskan Indonesia masih untung karena bisa menikmati pemulihan ekonomi yang sangat tinggi, baik karena dukungan permintaan domestik dari konsumsi maupun ledakan komoditas. Pemulihan semacam ini tentu juga didukung oleh lingkungan global.
“Namun ketika lingkungan global kini menghadapi risiko penurunan, Indonesia perlu waspada,” kata dia.
Sri Mulyani menyebut tahun 2023 akan menjadi salah satu masa pemulihan pasca pandemi yang paling menantang secara global. Sebab ketegangan geopolitik menciptakan krisis pangan dan energi. Terlebih ketegangan tersebut terjadi di wilayah penghasil pangan dan energi secara global.