TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengingatkan agar kebijakan pemerintah suatu negara haruslah diambil secara hati-hati. Terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global saat ini.
Apalagi, kata Destry, kebijakan suatu negara pasti akan mempengaruhi kondisi perekonomian negara lainnya. "Sehingga kebijakan yang salah langkah dapat menyebabkan crisis circle yang tidak ada ujungnya," ujarnya pada Kamis, 27 Oktober 2022.
Ia menyebutkan saat ini perekonomian dunia masih dibayangi ketidakpastian dengan fenomena yang dipenuhi dengan Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity atau biasa disingkat VUCA. Setiap negara, menurut Destry, juga memiliki karakteristik yang berbeda- beda dalam upaya menjaga momentum pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian.
Baca: Mulai Jokowi, Sri Mulyani hingga Bos IMF Berpesan Soal Resesi, Apa Benang Merahnya
Dengan permasalahan itu, Destry menyebut Presidensi G20 Indonesia juga akan memastikan pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan dan seimbang dapat terus dilanjutkan pada Presidensi G20 di India pada tahun 2023.
“Pada formulasi solusi itu, Indonesia memprioritaskan agar setiap anggota dapat menyuarakan pandangannya, agar tema Recover Together, Recover Stronger akan menjadi semakin relevan,” katanya.
Presidensi G20 Indonesia ini, menurut dia, akan terus berusaha mempertahankan tujuan pembangunan global untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Dari sisi finance track, kata Destry, Presidensi G20 Indonesia telah merumuskan enam agenda prioritas yang meliputi exit strategy untuk mendukung pemulihan, mengatasi dampak pandemi untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan, dan sistem pembayaran di era digital.
Selain itu, juga dirumuskan soal sustainability finance, inklusi keuangan melalui inklusi keuangan digital dan pengembangan UMKM, dan perpajakan internasional.
“Keenam agenda itu saya rasa masih relevan pada kondisi saat ini dan juga ke depan, walaupun bisa saja formulasinya berbeda, tapi, inti dari permasalahannya kurang lebih akan sama,” kata Destry.
Ia juga menggarisbawahi Presidensi G20 Indonesia akan terus menjaga komitmen untuk menciptakan kebijakan yang well calibrated, well planed, dan well comunicated. Sehingga dapat mendukung pemulihan yang berkelanjutan, seimbang dan inklusif dalam rangka mendukung perekonomian global.
ANTARA
Baca juga: Sri Mulyani Kutip IMF Soal Ekonomi Global Gelap dan Makin Pekat: Risiko yang Bisa Kita Atasi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.