TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dalam rangka mengurangi kemiskinan ekstrem, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sudah terealisasi 71,8 persen dari kementerian dan lembaga.
"Ini adalah target dari kemiskinan ekstrem yang kita harapkan akan mencapai 0 persen pada 2024," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual pada Jumat, 21 Oktober 2022.
Sri Mulyani mengatakan capaian penurunan kemiskinan ekstrem per Maret 2022 sudah turun menjadi 2,04 persen dari sebelumnya sebesar 2,14 persen pada 2021.
Ia mengklaim program untuk menurunkan kemiskinan ekstrem itu telah menjadi prioritas penting pemerintah. Tujuannya, supaya pemulihan ekonomi tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tapi juga melihat dari sisi kesejahteraan masyarakat.
Pada 2022, bantuan sosial diberikan melalui kemensos sebesar 6,19 triliun. Penerima dana bansos itu sebanyak 20,65 juta KPM. Kemudian anggaran bantuan langsung tunai (BLT) terealisasi sebesar Rp 20,28 triliun, disalurkan kepada 7,49 juta KPM.
Adapun anggaran APBN 2021 yang sudah terealisasi berbentuk bantuan sosial Rp 1,05 triliun dari Kementerian Sosial. Bansos tersebut telah disalurkan kepada 1,16 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Anggaran disalurkan di 35 kabupaten prioritas.
Lalu BLT Desa pada 2021 terealisasi sebesar 18,97 triliun yang disalurkan kepada 5,57 KPM. Pemerintah juga memberikan tambahan BLT Desa sebesar Rp239,98 miliar kepada 266 miliar KPM. Anggaran ini juga disalurkan di 35 kabupaten prioritas.
Langkah pemerintah selanjutnya, tutur Sri Mulyani, adalah percepatan pembangunan berbasis. Ditambah sinkronisasi data terpadu untuk penyaluran seluruh bantuan dari pemerintah, baik bansos, bantuan pemerintah, maupun subsidi.
"Langkah-langkah itu saat ini pun sudah diinisiasi melalui registrasi sosial ekonomi," ucapnya.
Baca Juga: Hari Pangan Sedunia, SPI Soroti Kemiskinan Petani di Pedesaan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.