“Saya percaya, ekonomi Indonesia ini akan start lebih awal ketika resesi selesai bila seluruh elemen di IMA kompak bergerak dan saling kolaborasi serta menjadi marketer yang berjiwa entrepreneur. Terlebih bila didukung oleh 88 Chapter dengan 2.959 anggota IMA di Indonesia,” ujar Suparno.
Mengimplementasi ilmu dan praktik pemasaran terbaru itu menurutnya dapat dilakukan melalui kegiatan nyata yang berfokus pada UMKM dan pariwisata. Selain itu, di era komoditisasi dan maraknya produk impor saat ini, merek dan pengepakan merupakan salah satu pembeda yang bisa membantu Indonesia memenangkan persaingan.
"IMA juga berkontribusi bagi Indonesia di masa-masa menantang ini untuk menghadapi resesi dengan mendorong implementasi ilmu dan praktik pemasaran yang kreatif dan inovatif melalui kolaborasi untuk membuat UMKM beyond Indonesia Market," kata dia.
Para profesional pemasaran yang tergabung dalam IMA menurutnya, juga perlu memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk memberikan akses kepada para anggota IMA ke pasar luar negeri, serta kerja sama di bidang perdagangan untuk memasarkan produk- produk UMKM unggulan Indonesia.
Selain itu IMA, kata Suparno perlu menjalin kerjasama dengan asosiasi strategis pada Rakernas IMA di Bali, 8 Oktober. Rakernas itu digabungkan dengan rangkaian acara internasional, 2nd World Marketing Forum, yang berlangsung pada 6 – 7 Oktober 2022 dan merupakan hasil co-creation IMA dan JMA (Japan Marketing Association).
Selain itu, penyelenggaraan rakernas juga bersamaan dengan acara Annual General Meeting (AGM) dari Asia Marketing Federation (AMF), dan IMA adalah salah satu dari 19 negara yang menjadi anggota. Rangkaian acara tersebut disebut Octoberfest dan akan menggabungkan seminar internasional dan acara pertemuan besar anggota IMA seluruh Indonesia.
World Marketing Forum (WMF) yang didukung oleh Asia Marketing Federation (AMF), dimana IMA merupakan founding member-nya, merupakan wujud konkret IMA untuk menjadi asosiasi profesional yang mendukung perbaikan UMKM dan pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali.
“WMF ini, merupakan momentum yang baik bagi IMA untuk memanfaatkan dan bekerjasama dengan 19 negara AMF selain dalam wujud akademis, tetapi juga secara bisnis sehingga IMA akan semakin berdampak positif bagi Indonesia dan mendukung pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan dalam meningkatkan ekspor produk-produk unggulan Indonesia,” ujar Suparno Djasmin.
Baca juga: Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.