TEMPO.CO, Jakarta -Mata uang rupiah ditutup melemah 65 poin di level Rp 15.251 pada akhir perdagangan, Jumat, 7 Oktober 2022. Sehari sebelumnya rupiah ditutup di posisi Rp 15.187.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah dibuka fluktuatif untuk perdagangan Senin depan. "Namun ditutup melemah di rentang Rp 15.240 sampai Rp 15.290," kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat, 7 Oktober 2022.
Di tengah pelemahan rupiah, dolar menguat terhadap mata uang lain, Jumat ini. Ibrahim menyebut penguatan ini terjadi karena investor menunggu data nonfarm payrolls utama AS untuk isyarat lebih lanjut tentang ekonomi terbesar dunia. Namun, menuju kenaikan minggu kedua berturut-turut.
"Sementara imbal hasil Treasury AS juga turun karena pasar bertaruh bahwa melemahnya pertumbuhan ekonomi akan mendorong The Fed pada akhirnya melunakkan sikap hawkish-nya," kata Ibrahim
Akan tetapi, lanjut Ibrahim, banyak sinyal hawkish dari pejabat The Fed membendung kerugian dolar minggu ini. Ketua The Fed Jerome Powell juga telah memperingatkan bahwa bank akan mengambil risiko gangguan ekonomi lantaran menaikkan suku bunga secara agresif untuk meredam inflasi.
Fokus sekarang tepat pada data nonfarm payrolls AS, yang akan dirilis pada hari Jumat. Sementara angka tersebut, yang mencerminkan kesehatan pasar tenaga kerja, diperkirakan telah menurun dari bulan sebelumnya. "Tanda-tanda kekuatan apa pun kemungkinan akan memberi Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan kenaikan suku bunga," ujar Ibrahim.
Akan tetapi, Ibrahim mengatakan data pada Kamis, 6 Oktober 2022, menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan AS tumbuh sedikit lebih besar dari yang diharapkan. Hal itu menunjukkan beberapa perlambatan di pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat di Pasar Spot ke Level Rp 15.187
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.