TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada Kamis sore, 6 Oktober 2022, menguat tipis di pasar spot. Mata uang garuda ditutup naik 5 poin di level Rp 15.187 setelah sebelumnya bertengger di Rp 15.192.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 15.170-15.230," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, Kamis.
Sejalan dengan penguatan rupiah, indeks dolar menguat hari ini. Ibrahim menyebut dolar naik di perdagangan hari ini setelah seorang pejabat tinggi Federal Reserve memperingatkan bahwa Bank Sentral AS belum hampir mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya.
“Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan siklus pengetatan kebijakan AS masih dalam masa-masa awal dan memperingatkan secara eksplisit agar tidak bertaruh pada poros awal,” kata Ibrahim.
“Terlepas dari harapan dalam data terbaru, Bostic juga mengatakan pesan menyeluruh yang dia gambarkan adalah bahwa saat ini masih berada di hutan inflasi dan belum keluar dari sana,” ujar Ibrahim.
Baca juga: Sudah 11 Hari Rupiah di Atas 15.000 per USD, Pengusaha Khawatirkan Beban Harga Pokok Produksi
Peringatan tersebut, lanjut Ibrahim, menjadi lebih penting setelah organisasi negara pengekspor minyak dan sekutunya—terutama Rusia—mengambil tindakan menjaga harga minyak tetap tinggi. Salah satunya dengan mengumumkan pemotongan besar dalam produksi mereka mulai bulan depan.
“Harga energi yang tinggi telah menjadi salah satu kekuatan terkuat yang mendorong gelombang inflasi global selama setahun terakhir,” kata Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, Bostic bukan satu-satunya pejabat Fed yang menolak spekulasi pada poros, dengan Mary Daly dari San Francisco membuat komentar serupa pada dua kesempatan minggu ini saja. Meskipun ada penurunan besar dalam lowongan pekerjaan yang menunjukkan beberapa pendinginan di zona merah. “Pasar tenaga kerja yang panas,” ucapnya.
“Fokus sekarang beralih ke data nonfarm payrolls Amerika Serikat yang akan datang pada hari Jumat untuk mengukur kekuatan pasar pekerjaan,” kata Ibrahim.
Baca juga: Rupiah Melemah ke Level 15.200 per USD, Analis Yakin Bakal Berbalik Menguat karena..
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.