TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah pada pagi hari ini, Kamis, 6 Oktober 2022. Kurs rupiah melemah 7 poin atau 0,05 persen ke level 15.200 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.193 per dolar AS.
Meski di awal perdagangan melemah, analis pasar uang Ariston Tjendra menyatakan kurs rupiah masih berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS.
Baca Juga:
"Penguatan rupiah ini ditopang oleh konsolidasi dolar AS karena ekspektasi The Fed bakal mulai menahan kenaikan suku bunganya akibat perlambatan yang mulai terjadi di perekonomian AS," katanya.
Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat di Level 15.192 per USD, Analis: Ayunan Dolar AS Lebih Rendah
Ia menjelaskan, data aktivitas manufaktur AS bulan September menunjukkan penurunan. Indeks manufaktur AS yang dilaporkan oleh Institute for Supply Management turun menjadi 50,9, lebih rendah dari estimasi 52,2 dan periode sebelumnya di level 52,8.
Namun di sisi lain, ekspektasi di atas bisa berbalik karena beberapa data ekonomi AS juga bertumbuh. "Seperti data tenaga kerja versi pihak swasta ADP dan data survei aktivitas sektor jasa bulan September yang dirilis semalam," ujar Ariston.
Sementara itu, data ADP Non-Farm Employment Change AS pada September mencapai 208 ribu, lebih tinggi dibandingkan estimasi 200 ribu. Sedangkan data ISM Services PMI AS mencapai 56,7, lebih tinggi dari estimasi 56.
Sedangkan pada pekan ini, kata Ariston, pasar masih menunggu data tenaga kerja AS versi pemerintah yang akan dirilis esok hari, Jumat malam, 7 Oktober 2022. "Sementara dari dalam negeri, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi karena inflasi dan suku bunga tinggi masih bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS."
Lebih jauh Ariston memprediksi hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level 15.150 hingga 15.220 per dolar AS.
ANTARA
Baca: Sudah 11 Hari Rupiah di Atas 15.000 per USD, Pengusaha Khawatirkan Beban Harga Pokok Produksi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.