Dan untuk membekali para petaninya, dia membuat Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang dinamani Agro Persada Nusantara. Lokasi itu menjadi tempat anak-anak muda desa untuk berlatih, termasuk magang, perekrutan kerja, pendampingan, salah satu yang berjalan adalah untuk agen digital marketing.
Bahkan, pada 28 Juli-8 Agustus 2022 lalu juga tempat pelatihan itu digunakan sebagai program magang dari pemerintahj bernama Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP), yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian melalui Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung.
“Jadi kami sekarang sudah mulai menjalin kerja sama khususnya di bidang agro industri tingkat desa, itu dari Aceh sampai Lampung, dan kita membentuk jaringan pertanian Sumatera,” ujar Nafis.
Saat ini omset dari usaha yang dijalanininya bisa mencapai Rp200 juta sampai Rp300 juta per bulannya dengan puluhan karyawan dan ratusan mitra petani. Sementara untuk keuntungan bersihnya, kata Nafis, tidak banyak hanya sekitar 10 persennya. Dia juga enggan disebut usahanya sudah sukses, karena menurutnya apa yang dilakukannya masih belajar dan tahap merintis.
“Karena konsep kita sosial preneur jadi saat kita ada keuntungan yang lebih dan besar kita mengembangkan desa lain untuk kita dampingi,” kata Nafis.
Baca Juga: Menteri Bahlil Cerita Kala Investasi Asing Masuk, Pengusaha Daerah Ditinggalkan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.