"Kalau itu sudah sejak dulu, kami juga sudah melakukan," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ernovian G. Ismy saat dihubungi Tempo, Senin (2/3). Namun, setidaknya dengan kesepakatan itu, kerja sama bisa dioptimalkan. Misalnya dalam pemanfaatan kesempatan memasok dan mencari peluang pasar.
"Sekarang kami optimalkan saja," ungkapnya. Menurut Ernov, asosiasi akan meningkatkan ekspor tekstil dan produk tekstil ke negara-negara di ASEAN. Namun dia enggan mengungkap targetnya. "Semaksimal mungkin," ujarnya.
Para pemimpin negara-negara ASEAN sepakat untuk menurunkan tarif (bea masuk), melawan proteksionisme, dan menghapuskan hambatan perdagangan lainnya untuk mengatasi krisis global.
Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan di Cha-am, Thailand, beberapa hari lalu, kesepuluh negara anggota ASEAN juga menegaskan kembali akan melancarkan arus barang dan jasa serta investasi di kawasan ini. Semua sepakat untuk tidak memperburuk krisis.
ASEAN bersama-sama Cina, Korea Selatan, dan Jepang pekan lalu juga sepakat menaikkan pengumpulan dana dari US$ 80 miliar atau Rp 960 triliun menjadi US$ 120 miliar atau Rp 1,44 kuadriliun. Negara-negara ini bisa menggunakan dana tersebut untuk menambal cadangan devisa yang terus tergerus karena bertahan dari gempuran krisis.
Di samping itu, negara-negara ASEAN juga sepakat untuk segera merumuskan penyaluran dan tata cara penggunaan pooling fund yang telah disepakati dalam Inisiatif Chiang Mai (Koran Tempo, 2 Maret 2009).
NIEKE INDRIETTA