TEMPO.CO, Jakarta - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kembali mengungkapkan keinginannya membentuk bank emas atau bullion pertama di Indonesia. Caranya dengan menggabungkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI dan PT Pegadaian (Persero).
“Bullion bank ini bisa dengan merger BRI dan Pegadaian. Kalau ini terlaksana, emas gak perlu ekspor lagi ke Singapura,” kata Airlangga dalam perayaan HUT ke-77 RI di kompleks Kemenko Perekonomian, Sabtu, 20 Agustus 2022.
Pemerintah, menurut Airlangga, mendorong Pegadaian menjadi bulliok bank atau bank emas pertama di Indonesia. Pegadaian pun sedang berupaya mengurus perizinan untuk bisa mewujudkan hal tersebut. “Tambang emas kita potensial, Indonesia ini ring of fire, artinya ring of gold."
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan bahwa Pegadaian melalui anak usahanya yakni Galeri 24 telah memiliki bisnis tabungan emas.
Adapun Direktur Utama BRI Sunarso sebelumnya menyatakan integrasi perseroan dengan Pegadaian dan PNM dilakukan melalui proses pembentukan holding, bukan merger.
"Ini bukan merger. Ini hanya integrasi entitas melalui pembentukan holding. Masing-masing entitas akan tetap tunduk terhadap aturan masing-masing. Mereka tidak masuk dalam aturan perbankan," kata Sunarso pada 12 Maret 2021 silam.
Saat itu, ia memaparkan bahwa model bisnis Pegadaian dan PNM akan tetap sama setelah pembentukan holding ultra mikro. Kedua entitas tersebut, menurut Sunarso, justru akan semakin lebih baik dengan memanfaatkan akses fisik dan digital dari BRI. "Sinergi co-location bahkan akan sangat membantu dalam memperluas jangkauan dari Pegadaian dan PNM," ucapnya.