TEMPO.CO, Jakarta -Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengantongi hasil lelang Surat Utang Negara atau SUN pada 2 Agustus 2022 sebesar Rp 19,06 triliun. Angka ini lebih tinggi dari target indikatif Rp 15 triliun.
Direktur SUN DJPPR Deni Ridwan mengatakan hasil lelang itu diputuskan pemerintah untuk dimenangkan di atas target karena mempertimbangkan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022.
"Maka Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 19,06 triliun atau di atas target indikatif yang diumumkan sebesar Rp 15 triliun," kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 3 Agustus 2022.
Keputusan ini kata dia mencerminkan pemenuhan kebutuhan pembiayaan melalui SBN oleh pemerintah dilakukan secara oportunistik, fleksibel, serta mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Berdasarkan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 16 Agustus 2022.
Deni juga mengatakan minat investor pada lelang SUN kemarin sudah mulai membaik, tercermin dari meningkatnya penawaran yang masuk atau incoming bids menjadi Rp 36,91 triliun dari lelang sebelumnya sebesar Rp29,46 triliun.
"Investor sudah mulai risk on pasca hasil FOMC meeting bulan Juli yang sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar dan adanya signal The Fed tidak akan seagresif sebelumnya dalam melakukan normalisasi kebijakan tingkat suku bunga," kata Deni.
Di sisi lain, dia merincikan, minat investor asing di pasar perdana terpantau meningkat 46 persen dibandingkan lelang sebelumnya, yaitu dari Rp 4,76 triliun menjadi Rp 6,95 triliun. Minat investor asing mayoritas masih pada tenor 5 dan 10 tahun, dengan total penawaran yang dimenangkan atau awarded bids sebesar Rp4,97 triliun setara 26,09 persen dari total incoming bids.
Seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun kembali mendominasi permintaan investor pada lelang hari kemarin, yang mencapai 77,22 persen dari total incoming bids dan 81,06 persen dari total awarded bids.
"Selain itu incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu sebesar Rp17,77 triliun atau 48,14 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp11,15 triliun atau sebesar 58,50 persen dari total awarded bids," ucap dia.
Adapun tingkat biaya pinjaman pemerintah pada lelang kemarin menurut Deni juga turun mencapai level yang cukup kompetitif dengan WAY yang dimenangkan lebih rendah 8 - 52 basis points dibandingkan lelang sebelumnya.
"Hal tersebut sesuai dengan sentimen market yang cenderung positif dalam sepekan terakhir," kata Deni.
Baca Juga: Pemerintah Lelang Tujuh Seri Surat Utang Negara pada 2 Agustus, Simak Kuponnya