INFO BISNIS -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempertajam fokus kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Salah satunya dengan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
“Perseroan senantiasa mempertajam fokus di sektor UMKM melalui strategi Go Smaller, Go Shorter, dan Go Faster. Hal ini didasari tingginya dampak sosial dari penyaluran KUR yang dilakukan BRI,” kata Direktur Utama BRI Sunarso.
Melalui KUR, kata dia, usaha mereka yang hampir berhenti pada saat pandemi dapat dipertahankan. Sehingga mendapatkan pemasukan yang sebagian digunakan untuk membiayai pendidikan anak dan kesehatan anggota keluarga. Selain itu, bagi nasabah KUR, lanjut Sunarso, setidaknya dapat mempertahankan usahanya karena ada suntikan permodalan baru.
“KUR menjadi sumber modal baru yang memutar roda usaha. Sumber pendapatan usaha ini penting untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena dampak pandemi Covid-19 ini tentunya dirasakan oleh sebagian besar nasabah baik yang berada di perkotaan maupun pedesaan,” kata Sunarso.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam penelitiannya menyebut KUR yang merupakan program stimulus pemerintah ini memperkuat geliat sosial di kala pandemi. Riset tersebut melibatkan sampel dengan proporsi 50 persen segmen mikro, 30 persen segmen kecil dan 20 persen segmen super mikro, melalui 5 sektor produksi. Sekitar 57,62 persen responden merupakan pelaku usaha yang berada di Pulau Jawa dan 42,38 persen di luar Pulau Jawa.
Hasilnya, penyalur KUR, terutama oleh BRI, memberikan dampak besar terhadap peningkatan berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Penyaluran KUR dinilai mampu mendongkrak kemampuan nasabah untuk mengembangkan usaha, memberikan dampak sosial yang tinggi, seperti meningkatnya kesejahteraan keluarga, dan dampak lanjutan terhadap komunitas usaha.
Dari aspek sosial, sebanyak 29,63 persen nasabah mengalami peningkatan kemampuan dalam membiayai pendidikan keluarganya. Selanjutnya, 27,33 persen juga menyatakan mengalami peningkatan kemampuan dalam membiayai dana kesehatan keluarga usai mendapat kucuran KUR.
Lebih lanjut, riset tersebut mengungkap adanya peningkatan kegiatan masyarakat yang lebih tinggi pada nasabah KUR Kecil yaitu sebesar 25,73 persen, dan nasabah KUR Mikro sekitar 24,16 persen, dibandingkan dengan penerima KUR Super Mikro yang hanya sekitar 18,2 persen.
Dari aspek ekonomi, sekitar 23,43 persen nasabah KUR meningkatkan keterlibatannya dalam komunitas usaha untuk mengembangkan bisnis. Penyaluran KUR juga berimplikasi positif terhadap meningkatnya produktivitas usaha nasabah dengan peningkatan sebesar 32,94 persen. Setelah mendapatkan KUR, ada kemampuan untuk membeli bahan baku dan menghasilkan output dalam jumlah yang lebih besar.
Selain itu, peningkatan jejaring usaha pun cukup tinggi dengan rata-rata 35,04 persen. Kondisi ini terjadi karena seiring meningkatnya produktivitas, nasabah menjadi mampu lebih baik dalam membangun jejaring usaha untuk menunjang operasional bisnisnya.
“BRI ternyata sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha. Karena bukan hanya penyaluran kredit, ada juga pembinaan. Journey-nya jelas dan lengkap hingga mendorong digitalisasi untuk perluasan usaha sehingga pelaku usaha ini bisa naik kelas,” kata Sunarso.