Ia mengatakan tugasnya sebagai Wamen adalah amanah yang tidak mudah dan mengakui bidang pertanahan bukan bidang yang ia geluti. Walaupun ia mengatakan sempat membaca tentang Reforma Agraria secara teoritis, tentang perebutan konflik tanah.
“Kebetulan saya studi di Inggris tentang mediasi dan ada kasus-kasus tentang pertanahan yang disimulasikan. Tapi terus terang saya tidak mempunyai pengalaman konkret untuk menyelesaikan persoalan pertanahan,” katanya.
Sofyan Djalil, dalam sambutannya, menyampaikan kerja yang telah dicapai dan pekerjaan rumah yang mesti dituntaskan Menteri Hadi Tjahjanto. Salah satunya adalah Reforma Agraria, pasalnya, Reforma Agraria menjadi bagian terlemah dari program Kementerian ATR/BPN.
“Dari target 4 koma sekian juta hektare, kita berhasil mencapai 17 persen dalam Reforma Agraria dan redistribusi tanah,” kata Sofyan Djalil, Menteri ATR/BPN periode 2016-2022.
Sofyan mengatakan Kementerian ATR/BPN cukup berhasil dalam legalisasi aset dari target 4,5 juta hektare, instansinya berhasil melegalisasi 7 juta hektare. Selain itu, ia mengatakan Kementerian ATR BPN berhasil dalam penerbitan sertifikat karena hingga 2015 hanya 46 juta sertifikat bidang tanah yang dikeluarkan, tahun ini Kementerian ATR sudah menerbitkan sertifikat 80 juta bidang tanah.
Presiden Joko Widodo resmi melantik dua menteri dan tiga wakil menteri atau wamen dalam kegiatan reshuffle Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Rabu siang, 15 Juni 2022.
Dua orang menteri yang dilantik adalah Ketum PAN Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan dan mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Sementara tiga wakil menteri yang dilantik yakni Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni sebagai Wamen ATR/BPN. Kemudian John Wampi Watipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) dan Sekjen PBB Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker).
Baca Juga: Profil Hadi Tjahjanto, Calon Menteri Pertama Jokowi dari TNI AU