TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate menjelaskan soal masuknya satelit Internet milik Elon Musk, Starlink, ke Indonesia. Dia mengatakan Starlink baru bisa beroperasi jika gateway station telah dibangun oleh Telkomsat.
Johnny menjelaskan Kementeriannya telah memberikan Hak Labu Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) sebagai pengguna korporat backhaul dalam penyelenggaraan jaringan tetap.
“Hak Labuh bersifat eksklusif hanya untuk Telkomsat bagi layanan kebutuhan backhaul Telkom Group,” ujar Johnnya, Ahad, 12 Juni 2022.
Gateway station sepenuhnya investasi dan milik Telkomsat. Tanpa gateway station Telkomsat, satelit Starlink tidak bisa berfungsi untuk melayani backhaul.
Adapun hak labuh khusus NGSO tersebut harus memenuhi syarat syarat yang ditetapkan oleh undang-undang, termasuk hak resiprokal dan akan dievaluasi setiap tahun. Adapun hak labuh ini memungkinkan Starlink menjual kapasitas satelitnya kepada Telkomsat untuk memenuhi kebutuhan pita backhaul Telkomsat.
Karena itu, Telkomsat membangun Gateway Station-Terestrial Component untuk menerima layanan kapasitas satelit dari Starlink. Johnny melanjutkan layanan ini menyambung layanan fiber optik di tempat-tempat yang sulit dibangun serat tersebut.
walhasil, layanan itu bisa dilakukan melalui jaringan microwave link atau kapasitas satelit, seperti Starlink. "Bisa menggunakan Microwave link atau Satelit NGSO," kata Johnny.
BISNIS
Baca juga: Molor Penyelesaian Proyek BTS Bakti Kominfo Berujung Denda
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini