TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan hingga 6 Juni 2022, telah ada 43 perusahaan dalam daftar pipeline pencatatan saham BEI. Dari 43 perusahaan tersebut, dua perusahaan datang dari sektor teknologi.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan, total dana yang direncanakan dari 43 perusahaan tersebut adalah Rp14,1 triliun.
"Rincian sektornya, tiga perusahaan dari sektor basic materials, tiga perusahaan dari sektor industrials, dan empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik," kata Nyoman, Senin 6 Juni 2022.
Lalu, 9 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, 8 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, dan dua perusahaan dari sektor teknologi.
Kemudian, dua perusahaan dari sektor healthcare, tiga perusahaan dari sektor energi, empat perusahaan dari sektor properti dan real estate, dan lima perusahaan dari sektor infrastruktur.
Dari 43 calon perusahaan tercatat ini, terdapat dua perusahaan yang berasal dari sektor teknologi. Meski demikian, Nyoman masih belum bisa menyebutkan nama kedua perusahaan teknologi yang berada dalam pipeline BEI ini.
Sebelumnya, laporan Bloomberg pada Jumat 8 April 2022, menyebutkan PT Global Digital Niaga atau Blibli dan Tiket.com dikabarkan berencana melakukan merger. Langkah itu disebut-sebut menjadi bekal entitas gabungan kedua perusahaan itu untuk kemudian melantai di BEI.
Bloomberg menyebut, IPO yang dilakukan perusahaan hasil merger Blibli dan Tiket.com dapat bernilai US$1 miliar, atau sekitar Rp14,3 triliun.
Baca: BEI Minta Bukalapak Jelaskan Investasi Allo Bank Masuk dalam Komponen Laba Usaha
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini