TEMPO.CO, Jakarta - Pemegang saham Axiata Group Berhad menolak rencana PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengakuisisi PT Link Net Tbk. (LINK).
Sebelumnya, Axiata Group Bhd--induk usaha XL Axiata--mengumumkan rencana akuisisi Link Net pada akhir Januari 2022 lalu. Berdasarkan perjanjian jual beli saham bersyarat, XL Axiata mengakuisisi saham LINK dari kepemilikan Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD) dan PT First Media Tbk (KBLV).
Adapun harga pembelian yang telah disepakati senilai Rp 4.800 per saham biasa atau totalnya sekitar Rp 8,72 triliun. Proses akuisisi tersebut sebelumnya ditargetkan rampung pada kuartal III tahun 2022.
Berdasar ketentuan perjanjian jual beli itu, Axiata Investments Sdn Bhd (AII), anak perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki oleh Axiata Group Bhd, dan XL Axiata akan menggenggam kepemilikan saham masing-masing 46,03 persen dan 20 persen dari gabungan keseluruhan saham sebesar 66,03 persen dalam Link Net yang dimiliki oleh ALD dan FM.
Belakangan, pemegang saham Axiata Group Bhd di Malaysia, yakni Employee Provident Fund (Kumpulan Wang Simpanan Pekerja/KWSP) mengumumkan di situsnya bahwa mereka menolak rencana akuisisi 66,03 persen saham LINK oleh Axiata Group Bhd.
Pernyataan itu mengonfirmasi laporan The Edgemarkets pada Kamis lalu, 26 Mei 2022 yang menyebutkan perusahaan pengelola dana pensiun yang merupakan pemegang saham terbesar kedua Axiata Group tersebut menolak rencana akuisisi tersebut.
Employee Provident Fund (Kumpulan Wang Simpanan Pekerja/KWSP) yang memiliki 16,95 persen saham itu termasuk di antara 42,17 persen pemegang saham yang hadir pada Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) Axiata Kamis lalu dan memberikan suara penolakan.