Selain Employee Provident Fund, pemegang saham Axiata lainnya yakni Permodalan Nasional Bhd. (PNB), juga menentang akuisisi tersebut.
Mengutip The Edgemarkets, PNB mengaku khawatir rencana akuisisi itu akan berdampak buruk pada kinerja keuangan Axiata dalam jangka pendek. Pasalnya, mereka melihat ada potensi peningkatan tingkat utang yang membebani arus kas dan pendapatannya. Hal tersebut disampaikan PNB dalam pernyataan di situsnya.
Selain itu, PNB juga khawatir soal kurangnya visibilitas tentang dampak geopolitik pada perkembangan beberapa operasi internasional Axiata Group.
Sementara itu, usulan akuisisi telah disetujui oleh 57,83 persen dari mereka yang memberikan suara dalam RUPSLB. Mayoritas dari mereka yang menyetujui itu mewakili 4,837 miliar saham, sedangkan yang tidak setuju memiliki 3,527 miliar saham.
Kepada wartawan usai RUPSLB, Chairman Axiata Tan Sri Shahril Ridza Ridzuan menyatakan para pemilih yang tidak setuju terutama khawatir tentang dampak pada neraca perusahaan. Namun, kata dia, manajemen sudah menjelaskan kepada mereka bahwa neraca perusahaan dapat dikelola.
BISNIS
Baca: Imbas Perang Rusia Ukraina, Jerman Buka Kerja Sama Suplai Batu Bara dari RI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.