"Silakan yang lain juga ikutan, seperti Shell, Statoil Norway, Petrochina. Prinsipnya, Pertamina yang akan memegang peran utama, bukan pihak asing," kata Kalla kepada pers di Hotel Crown Plaza Promenade, Den Haag, Belanda, Senin siang. Turut hadir dalam jumpa pers, Duta Besar JE Habibie, Kepala BKPM M.Lutfi, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Dengan masuknya perusahaan lain dari Eropa, Cina, atau negara lain, Kalla melanjutkan, pemerintah mempunya perbandingan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata dia, sudah setuju dengan prinsip tersebut.
"Kita ini masih sopan, coba bandingkan dengan Venezuela yang menasionalisasi semua kontrak pertambangan," ujarnya.
Saat di Belanda, Sabtu siang lalu, soal projek Natuna D Alpha ramai dibicarakan. Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkanende, kata Kalla, dalam pertemuan empat mata dengan dirinya, sempat menyinggung soal peraturan pertambangan tersebut. Pertemuan berlangsung di rumah dinas Balkanende di Catshuis, Denn Haag, tak jauh dari hotel Crown Plaza tempat Kalla menginap. "Saya katakan bahwa Shell juga boleh ikutan, asal memenuji persyaratan yang ada," katanya. Wahyu Muryadi