TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ekonom memperkirakan tingkat inflasi pada April 2022 akan melebihi 3 persen secara tahunan (year-on-year).
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual memprediksi inflasi pada bulan lalu akan mencapai 3,46 persen yoy. Dia menjelaskan kenaikan harga dipengaruhi faktor musiman seperti periode jelang lebaran Idulfitri, terutama kenaikan harga pangan, transportasi dan komoditas.
"Tambahan lagi ada lockdown di Cina, mungkin ekspektasinya [pengaruh ke inflasi] belum sekarang ya," kata David kepada Bisnis, Kamis, 5 Mei 2022.
Dia menambahkan ke depannya sentimen lockdown di Cina akan berpengaruh ke perekonomian Indonesia lantaran distribusi pasokan barang, bahan baku, material, termasuk barang konsumsi menjadi terhambat. Setidaknya, dampak lockdown tersebut akan mulai terasa di Indonesia pada semester II 2022.
Dalam setahun penuh 2022, David memperkirakan inflasi akan tembus di atas 4 persen. Dia menunjukkan beberapa pemicu inflasi di antaranya kenaikan harga yang diatur pemerintah seperti harga gas LPG 3 kilogram, tarif listrik, tarif tol dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.
"Dengan kebijakan itu tentu [inflasi] bisa lebih tinggi lagi, jadi sekarang pun perkiraan saya tembus di atas 4 persen untuk tahun ini. Tapi untuk apakah bisa lebih tinggi lagi, tergantung harga-harga yang ditetapkan pemerintah. Apakah tetap atau ada penyesuaian di semester II 2022," ungkapnya.