TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 mengalami surplus sebesar US$ 4,53 miliar. Surplus terjadi akibat meningkatnya ekspor negara yang mencapai US$ 26,5 miliar atau naik 29,4 persen month to month.
Sementara itu, impor tercatat sebesar US$ 21,97 miliar atau naik 32,02 persen ketimbang Februari 2022. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, laju perdagangan ekspor ditopang oleh meningkatnya bahan bakar mineral atau HS 27.
“Ekspor pada Maret tertinggi sepanjang sejarah," katanya dalam konferensi pers, Senin, 18 April 2022.
Pada Maret ini, ekspor mineral naik 54,45 persen secara month to month. Adapun ekspor komoditas tersebut mendorong pengapalan terhadap sektor non-migas naik 28,42 persen. Total nilai ekspor non-migas sepanjang Maret adalah US$ 25,09 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Ekspor komoditas tersebut mendorong pengapalan terhadap sektor non-migas naik 28,42 persen. Total nilai ekspor non-migas sepanjang Maret adalah US$ 25,09 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sedangkan ekspor migas tercatat sebesar US$ 1,41 miliar atau naik 41,24 persen. Nilai ekspor migas secara month to month didorong kenaikan pada minyak mentah sebesar 48,59 persen dan hasil minyak meningkat 40,57 persen. Adapun secara year on year, ekspor sepanjang Maret 2020 tercatat meningkat 44,36 persen.
“Dirinci menurut sektor, polanya masih sama dengan bulan sebelumnya. Ekspor Maret didominasi oleh ekspor industri pengolahan sebesar US$ 19,26. Pertumbuhannya, terbesar di pertambangan dan lainnya.
Adapun untuk impor, sektor non-migas menyumbang nilai US$ 18,48 miliar. Sedangkan nilai impor sektor migas US$ 3,49 miliar.