Akhirnya Rusia menggunakan cara alternatif untuk membeli minyak dan komoditas lainnya, karena kripto di Rusia digunakan sebagai alat pembayaran. “Ini yang dikhawatirkan maraknya pemanfaatan aset kripto untuk menghindari sanksi-sanksi ekonomi. Jadi cara yang digunakan Rusia bukan cara yang baru,” kata Bhima saat dihubungi.
Bhima menjelaskan, Ukraina pun juga menerapkan hal serupa setelah Menteri Luar Negeri menyerukan untuk transaksi menggunakan kripto Ethereum. Langkah itu dinilai efektif untuk menghimpun dana secara cepat.
Pemanfaatan kripto pun mulai diterima sebagai alat pembayaran saat terdesak bagi negara yang berperang. Tidak hanya itu, negara yang sedang tidak berkonflik pun juga kemungkinan menggunakan kripto untuk membeli produk dari negara yang sedang konflik.
“Kita tidak tahu yang membeli migas dari Rusia, negara mana saja kan,” ujar Bhima.
Berdasarkan situs coinmarketcap.com, harga Bitcoin hari ini pada pukul 17:24 WIB sekitar Rp 619,6 juta (US$ 43.126,69) yang mengalami peningkatan 12 persen selama 24 jam terakhir. Sedangkan kemarin harganya sekitar Rp 550,2 juta (US$ 38.300,74).
Seiring dengan Bitcoin, Ethereum pada waktu yang sama, harganya naik 9,4 persen dalam 24 jam terakhir menjadi US$ 2.879,17 atau sekitar Rp 41,3 juta. Padahal kemarin harga ETH bertengger di US$ 2.632.73 atau sekitar Rp 37,8 juta.
Baca: Di Depan Jokowi, Ainun Najib Sebut Yakin Talenta Digital RI Masuk 4 Besar Dunia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.