Di samping itu, FIF juga membukukan pembiayaan untuk 2,62 juta unit atau meningkat 0,4 persen sepanjang 2021. FIF pun mencatatkan peningkatan pada total aset yang dimiliki, yakni sebesar Rp 32,65 triliun atau naik 0,2 persen ketimbang 2020 yang sebesar Rp 32,59 triliun
Perusahaan menjalankan tiga strategi untuk mendorong kinerja. Di antaranya, manajemen melakukan pengendalian biaya di tengah kondisi perekonomian yang belum stabil. “Selain itu kami tetap melakukan investasi yang memiliki dampak jangka panjang sehingga dapat meningkatkan competitive advantage,” ucap Margono.
Dari sisi risiko, manajemen pun melakukan perbaikan kualitas atas akuisisi kontrak baru dengan mengimplementasikan sistem smart aquisition. Perusahaan juga mengoptimalkan sistem dan infrastruktur untuk mempercepat digitalisasi dan mengintegrasikan sistem online dan offline channel di 243 cabang.
Selanjutnya, FIF memperketat kontrol operasional bisnis perusahaan dengan melakukan pengendalian untuk mencapai target serta menjaga efisiensi ongkos. Dengan strategi yang dijalankan, perusahaan berhasil menekan angka non-performing financing (NPF) hingga 0,9 persen. “Angka pada 2021 tersebut lebih baik dibanding NPF perseroan pada 2020 sebesar 1,5 persen,” tutur Margono.
Baca: Pendiri Grup Medco Arifin Panigoro Wafat, Begini Rekam Jejaknya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.