Selain itu, importir juga telah menyampaikan komitmen untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp 10.500 sampai Rp 11.500 per kilogram pada Februari 2022. "Dan akan di-review setiap akhir bulan berjalan menyesuaikan perkembangan harga kedelai dunia,” tutur Isy.
Selain itu, pemerintah tengah membahas alternatif kebijakan stabilisasi harga kedelai agar perajin tahu dan tempe. Kebijakan itu diharapkan bisa membuat para pengusaha tetap memproduksi tahu dan tempe yang merupakan sumber protein dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin sebelumnya mengatakan anggotanya terpaksa menjual tahu dan tempe dengan ukuran lebih kecil daripada biasanya pada pekan ini. Sebab, harga kedelai di tingkat produsen sudah terkerek akibat gejolak harga internasional.
“Ukuran tempe dan tahu yang dijual itu sudah dikecilkan. Karena harga bahan baku yang naik tadi,” kata Aip melalui sambungan telepon, Selasa kemarin, 15 Februari 2022.
Manuver produsen untuk mengecilkan ukuran tahu dan tempe itu, kata Aip, sudah dilakukan di sejumlah daerah seperti Jabodetabek, Jawa Barat hingga Bali. Namun begitu, tren itu bakal diterapkan di daerah lain lantaran harga bahan baku yang tertahan tinggi hingga pekan kedua Februari 2022.
Gakoptindo mencatat harga kedelai di tingkat perajin sudah di kisaran Rp 10.800 hingga Rp 11.000 per kilogram. Sementara, harga tempe naik menjadi Rp 10.300 hingga Rp 10.600 per kilogram pada pekan pertama Februari. Adapun harga tahu berkisar Rp 52.400 - Rp 53.700 per papan atau setara dengan Rp 700 per potong.
BISNIS
Baca: Gerai Retail Milik Chairul Tanjung Digugat PKPU Lagi, Kali Ini oleh Wika Gedung
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.