3. Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, Nur Pamudji
Direktur Utama PLN, Nur Pamudji yang diundang dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR bersama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian ESDM pada tahun 2012 silam akhirnya harus meninggalkan ruang rapat.
Ia diusir dari rapat karena dianggap tak mewakili unsur pemerintah dan DPR. Adalah Wakil Ketua Komisi VII Effendi Simbolon yang sejak awal rapat mempermasalahkan kehadiran Nur Pamudji tersebut.
Dalam rapat yang membahas kenaikan harga BBM dan tambahan tersebut, menurut Effendi, Dirut PLN dianggap termasuk dalam kategori pengguna, dan tidak menentukan kebijakan BBM. Nur Pamudji pun keluar dari ruang rapat pimpinan dan menuju ke ruang tamu pimpinan DPR.
4. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, Ismed Hasan Putro
Ismed Hasan Putro diusir oleh anggota Komisi VI DPR saat rapat dengar pendapat di Gedung DPR, Selasa 2 Maret 2013. Saat itu, ia diusir karena para anggota dewan tdak menerima tuduhan Ismed tekait pemalakan oleh DPR atas instansinya.
Ismed kemudian meninggalkan ruang rapat. "Diusir ya saya pulang, ya saya kerja lagi," ujarnya kala itu.
Usai diminta meninggalkan ruang rapat oleh pimpinan komisi, Ismed sempat mendatangi para anggota dewan dan bersalaman. Ia juga meminta maaf atas kejadian yang menyebabkan kemarahan anggota dewan.
5. Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero), Diding S. Anwar
Kejadian pengusiran bos BUMN juga pernah terjadi di Komisi XI DPR. Pada 16 Februari 2012 lalu, Direktur Utama Jasa Raharja, Diding S. Anwar, diusir dari ruang rapat karena dianggap tak membawa data lengkap untuk keperluan rapat.
Awalnya rapat dimulai normal, Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis membuka rapat untuk mendengarkan suara dari BUMN asuransi yang hadir yakni Dirut Jamsostek Hotbonar Sinaga dan Dirut Jasa Raharja. Agenda rapat saat itu adalah soal kinerja dan permasalahan yang dihadapi BUMN tersebut.
Belum lama saat Diding menjelaskan soal tugas pokok Jasa Raharja, Anggota Komisi XI DPR Maruarar Sirait langsung melakukan interupsi. "Apakah Jasa Raharja sudah siap menyampaikan soal investasi dan dana yang dihimpun dari masyarakat?" kata Maruarar.