TEMPO.CO, Jakarta -PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai melakukan uji persinyalan kereta lintas raya terpadu atau LRT Jabodebek menggunakan sistem GoA 3. Pengujian ini ditargetkan kelar pada medio Mei hingga awal Juni 2022.
“Uji persinyalan diawali di LP (lintas pelayanan) 1 (Stasiun Harjamukti-Cawang), lanjut LP 2 (Cawang-Dukuh Atas) dan LP 3 (Cawang-Bekasi),” ujar Executive Vice President LRT Jabodebek KAI Mochamad Purnomosidi dalam pesan pendek kepada Tempo, Rabu, 2 Februari 2022.
LRT akan beroperasi dengan memanfaatkan teknologi GoA 3 atau grade of automation level 3. Teknologi GoA3 memungkinkan kereta beroperasi secara otomatis tanpa masinis.
Purnomo mengatakan sistem otomatis akan berfungsi penuh secara bertahap hingga akhir tahun lantaran menunggu finalisasi pembangunan area heavy maintenance Depo di Bekasi Timur. Ia berujar, PT KAI secara paralel sedang mengejar penyelesaian pembangunan Depo yang ditargetkan selesai pada awal Maret. Setelah konstruksi rampung, seluruh rangkaian kereta bisa diparkir di Depo.
Adapun setelah menjalani uji persinyalan, LRT Jabodebek akan memasuki tahap trial run. Trial run merupakan fase pengujian sebelum kereta beroperasi secara komersial. KAI menargetkan kereta akan beroperai secara komersial pada Agustus 2022.
Baca Juga:
Meski demikian, Purnomo mengatakan KAI telah melakukan promosi dan sosialisasi LRT kepada masyarakat untuk mulai mengenalkan armada ini. “KAI juga sedang membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan di kota dan daerah berkaitan dengan integrasi antar-moda,” katanya.
KAI juga sudah mengusulkan tarif LRT kepada Kementerian Perhubungan dengan besaran minimal Rp 3.000-4.000 untuk 5 kilometer. Sedangkan tarif rata-rata adalah Rp 15 ribu. Besaran tarif ini sudah termasuk subsidi pemerintah.
Ia yakin masyarakat tertarik dengan tarif tersebut. “Menurut survei yag dilakukan oleh konsultan, tarif rata-rata tersebut masih menarik buat masyarat bila di bandingkan dengan angkutan lainnya,” ucap Purnomo.