TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi meningkat ke kisaran 4,7-5,5 persen pada 2022.
"Sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta dan investasi, di tengah tetap terjaganya belanja fiskal pemerintah dan ekspor, meski risiko kenaikan kasus Covid-19 perlu terus diwaspadai," kata Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers virtual Kamis, 20 Januari 2022.
Prakiraan tersebut didukung oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut. Kinerja lapangan usaha (LU) Utama, seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertanian tumbuh meningkat.
Secara spasial, kata dia, perbaikan ekonomi diprakirakan terjadi di seluruh wilayah terutama Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali seiring dengan tetap kuatnya kinerja ekspor, perbaikan permintaan domestik, dan kinerja LU Utama.
Sedangkan secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2021 diprakirakan tetap berada dalam kisaran 3,2-4,0 persen.
"Perkembangan indikator ekonomi pada Desember 2021 mengindikasikan akselerasi proses pemulihan, antara lain mobilitas masyarakat, penjualan eceran, dan keyakinan konsumen," ujarnya.
Adapun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Januari 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate sebesar 3,5 persen. Suku bunga deposit facility juga dipertahankan di 2,75 persen, serta suku bunga lending facility tetap di 4,25 persen.
Baca Juga: Jokowi: Tak Boleh Lagi Ada Cerita Sektor Informal dan UMKM Sulit Akses Modal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.