TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam perdagangan Rabu sore ini ditutup melemah 28 poin ke level Rp 14.364, dari penutupan sebelumnya di level R 14.336 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi Ibrahim menjelaskan pergerakan rupiah yang melemah ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal.
Dari sisi internal, salah satunya datang dari pelaku pasar yang masih wait and see hasil terhadap dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada hari ini sampai Kamis besok.
"Pasar akan merespons keputusan terkait suku bunga acuan BI atau BI rate yang akan diketahui pada Kamis ini," kata Ibrahim, Rabu, 19 Januari 2021.
Pengaruh internal berikutnya datang dari keputusan Kementerian Keuangan yang sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 455,62 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022. Jumlah anggaran ini turun dari tahun 2021 yang mencapai Rp 744,77 triliun dan terealisasi sementara sebanyak Rp 658,6 triliun.
Menurut Ibrahim, alokasi kesehatan di PEN ini ditetapkan under budgeting karena realisasinya yang akan naik apabila terjadi peningkatan kasus. Sementara itu, untuk vaksinasi menurutnya relatif bagus, karena realisasinya yang rendah, karena hibah.
Sementara, pengaruh eksternal masih datang dari nilai tukar dolar yang naik pada Rabu pagi di Asia, dengan kenaikan imbal hasil yang mendorongnya kembali di atas level support yang belum tercapai dalam beberapa bulan terakhir. "Karena ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan," kata Ibrahim.