“Karena komunitas NFT paling kencang ada di Twitter,” tutur Adam. Adam mengungkap, ada utas bernama "Shilling” yang biasa menjadi tempat para pemilik karya atau artis mempromosikan gambarnya.
Lewat utas tersebut, para artis bakal menuliskan contoh karya mereka lengkap dengan link gambar yang sudah diunggah di platform pilihannya. Adam melihat keuntungan yang ia dapat belum terlampau besar.
“Karena saya tidak terlalu aktif untuk minting karya. Lumayan hitungannya untuk yang tidak rajin bikin karya, tapi terbayang kan, kan kalau rajin posting karya bakal seberapa besar keuntungannya?” ucap Adam.
Adapun mayoritas pembelinya, kata Adam, adalah kolektor asing. Ada pembeli yang mencantumkan identitas gamblang, ada pula yang anonymous atau menyamarkan identitasnya.
Melihat potensi keuntungan yang besar, Adam berencana terus memproduksi gambar. “Karena dasarnya saya suka gambar, jadi dari pada diunggah di Instagram saja, mending saya jual di marketplace sebagai produk NFT,” katanya.
Adam melihat NFT memiliki potensi pasar yang besar. Bagi seniman, munculnya konsep metaverse manjadi kawah yang menjanjikan untuk jual-beli karya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Ghozali Everyday Viral, Asosiasi Pedagang Kripto: Angin Segar Pasar NFT di RI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.