TEMPO.CO, Jakarta -Bandara Internasional Kualanamu ditargetkan menjadi hub di wilayah Asia Tenggara menyaingi Bandara Kuala Lumpur dan Changi International Airport. Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris mengatakan bandara Kualanamu akan membidik pasar penerbangan asing dengan membuka 50 rute internasional.
"Kami membuka 50 rute internasional tambahan di Asia Tenggara, Asia Utara, sub-continent India, Australia, Eropa, dan Timur Tengah," ujar Haris di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis, 30 Desember 2021.
Baca Juga:
Angkasa Pura Aviasi (APA) telah menjalin kerja sama strategis dengan GMR Airports Consortium untuk mengelola Bandara International Kualanamu dengan membentuk Joint Venture Company (JVCo). APA sebagai pemegang saham mayoritas akan menguasai 51 persen saham di Angkasa Pura Aviasi. Sedangkan GMR Airports Consortium memegang 49 persen saham.
Tujuan pengembangan entitas itu adalah menambah rute anyar untuk meningkatkan konektivitas Sumatera Utara sebagai pintu masuk di wilayah Indonesia bagian barat. Menurut Haris, selama ini Kualanamu memiliki potensi pangsa yang besar, namun masih terbatas untuk penumpang rute domestik.
Karena itu dalam 25 tahun masa kerja sama pengelolaan, APA dan GMR bakal meningkatkan porsi penumpang bandara internasional dari semula kurang dari 10 persen menjadi 40 persen. Haris mengatakan Bandara Kualanamu akan menarik pergerakan penumpang transit dari Pakistan, India, Jepang, Korea Selatan yang selama ini menjadi pangsa terbesar Changi Airport dan Kuala Lumpur.
Untuk menarik minat maskapai internasional membuka penerbangan ke Kualanamu, Haris memastikan Angkasa Pura bakal memberikan insentif. Bentuk insentif tersebut sampai masih terus dirembuk bersama konsorsium GMR yang terdiri atas GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis.