TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Bank Jago Tbk (ARTO) bercerita soal lanskap bisnis perbankan digital yang diprediksi semakin ramai di tahun depan. Presiden Direktur Bank Jago Karim Siregar menilai perbankan lain akan semakin banyak meluncurkan layanan digital masing-masing ke depannya.
"Its very good, saya dari dulu belajar, dengan lebih banyak saingan, kami harus lebih introspeksi, bagaimana memberikan layanan dan produk yang lebih baik," kata Karim dalam acara diskusi bersama media di Jakarta, Rabu, 8 Desember 2021.
Bank Indonesia memprediksi transaksi digital banking akan mencapai Rp 40 triliun pada 2021 dan meningkat Rp 48 triliun pada 2022.
Tak hanya Bank Jago, saat ini sejumlah bank di tanah air telah memperkenalkan produk digital banking mereka masing-masing. Tapi sedari awal, kata Karim, Bank Jago tak pernah menyebut sebagai bank digital, tapi tech-based bank. "Karena sebetulnya digital itu hanya cara menyampaikan sesuatu," kata dia.
Bagi Karim, bentuk persaingan bisnis bank tetaplah sama yaitu menggaet nasabah. Tapi area persaingannya yang berbeda yaitu di layanan digital. Semua aspek lalu berubah, dari cara menyampaikan produk dan menarik pelanggan.
"Gimana caranya? Sayangnya belum ada yang tahu," kata dia. Karena saat ini, kata dia, playbook atau pakem soal bisnis digital banking ini memang belum ada.