Meskipun tidak ada dampak signifikan, kata Rosedi, AirNav Indonesia tetap melakukan tiga langkah antisipasi. Pertama, AirNav Indonesia dengan ACC MATSC dan JATSC serta Cabang Denpasar untuk sementara waktu menyarankan pilot tidak melawati W-33/South of SBR.
Lalu, AirNav berkoordinasi dengan pihak Bandara Abdulrachman Saleh dan Bandara Juanda, Sidoarjo, untuk melakukan paper test. Ketiga, AirNav menyampaikan bahwa hasil koordinasi semua pesawat yang menuju East (Denpasar,Lombok dan Kupang) dan sebaliknya dilewatkan North of SBR.
Selain AirNav, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga melaporkan operasional penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh dan Bandara Juanda tetap beroperasi normal.
“Kami akan terus memantau perkembangan erupsi Gunung Semeru," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto.
Novie juga menyampaikan tidak terdapat bandara dan ATS route yang terdampak Volcano Ash (VA). Menurut dia, bandara di Malang berjarak 9 NM dari area VA, sehingga saat ini operasional penerbangan tetap berjalan normal.
Meski demikian, Novie menghimbau Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya dan seluruh stakeholder penerbangan agar terus memonitor informasi terkini. Lalu, mereka juga diminga memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan pasca erupsi Gunung Semeru.
“Kita tetap harus waspada terhadap dampak dari abu vulkanik. Terus tingkatkan koordinasi dan bersiaga dengan perkembangan aktivitas erupsi Gunung Semeru yang dapat berpotensi mempengaruhi kegiatan operasional penerbangan,” kata dia.
BACA: AirNav: Larangan Mudik, Pergerakan Pesawat Rata-rata Turun 65 Persen