TEMPO.CO, Jakarta - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia menerbitkan sejumlah Ash Notam atau Astam pasca erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Meski demikian sejauh ini, tidak ada penerbangan pesawat yang ditunda atau delay akibat erupsi ini.
"Sementara belum (penundaan)," kata Direktur Utama AirNav Indonesia Pramintohadi Sukarno saat dihubungi, Sabtu, 4 Desember 2021.
Sebelumnya, guguran material pijar Gunung Semeru pada Sabtu sore, sekitar pukul 15.00 WIB, telah menimbulkan awan panas di sepanjang alur aliran lahar gunung api dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut tersebut. Sebagian desa di sekitar gunung gelap gulita akibat erupsi dan puluhan warga mengungsi.
Lalu, AirNav menerbitkan Ashtam dengan nomor VAWR 2168 pada pukul 16.25 WIB yang berisi data pergerakan abu vulkanik akibat erupsi Semeru. Lalu, Ashtam 2170 pada pukul 16.40 WIB dan Ashtam 2169 pada pukul 16.48 WIB, di mana disebutkan abu vulkanik bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan 50 knot.
Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia, Rosedi, menjelaskan hasil pilot report terhadap pesawat Wings Air yang melintas menuju Denpasar. Berdasarkan laporan tersebut disebutkan bahwa debu vulkanik tidak dapat terlihat mengingat kondisi tertutup awan yang tebal. Kondisi yang sama juga dilaporkan dari pengamatan di Tower Bandara Abdulrachman Saleh, Malang.
Sampai pukul 17.30 WIB, Rosedi juga memastikan tidak ada dampak signifkan aktivitas erupsi Gunung Semeru terhadap bandara maupun operasional pelayanan navigasi penerbangan oleh AirNav Indonesia. Baik di Cabang Surabaya, Cabang Denpasar, Cabang Semarang, Cabang Yogyakarta maupun Cabang Solo.