Jika varian baru dari virus tersebut terbukti resisten terhadap vaksin atau lebih menular daripada varian lain, itu dapat berdampak pada perjalanan, perdagangan, dan permintaan minyak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan perlu waktu berminggu-minggu untuk memahami tingkat keparahan varian baru tersebut, meskipun seorang dokter Afrika Selatan yang telah merawat kasus mengatakan gejalanya sejauh ini tampak ringan.
Pejabat tinggi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, menggemakan pandangan itu, dengan Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman al-Saud mengatakan dia tidak khawatir tentang Omicron, Asharq Business melaporkan, sementara rekannya dari Rusia mengatakan dia melihat tidak perlunya tindakan mendesak di pasar.
Omicron telah menciptakan tantangan baru bagi OPEC+, yang akan bertemu pada 2 Desember 2021 untuk membahas apakah akan melanjutkan peningkatan produksi minyak Januari yang dijadwalkan. OPEC+ telah menunda pertemuan teknis minggu ini untuk mendapatkan waktu guna menilai dampak Omicron.
Harga Brent telah merosot 10 dolar AS dalam dua minggu terakhir.
Presiden Joe Biden mendesak warga Amerika untuk tidak panik tentang varian Omicron Covid-19 yang baru dan mengatakan Amerika Serikat bekerja dengan perusahaan farmasi untuk membuat rencana darurat jika vaksin baru diperlukan.
Baca Juga: Amerika Akan Lepas Cadangan Minyak Strategisnya demi Turunkan Harga Minyak Dunia