TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta - Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat rupiah ditutup menguat 7 poin. Hal itu seiring dengan indeks dolar yang melemah.
"Walaupun sebelumnya sempat menguat 35 poin di level Rp 14.252 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.260," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis Selasa, 9 November 2021.
Dia menjelaskan beberapa faktor yang membuat indeks dolar melemah. Dari sisi eksternal, pejabat Federal Reserve Amerika Serikat melanjutkan perdebatan tentang pemulihan pasar kerja, dan berapa lama lagi bank sentral dapat mentolerir inflasi yang tinggi.
Presiden Bank Fed Chicago Charles Evans mengakui pada hari Senin bahwa dia sedikit lebih gugup tentang inflasi yang tetap tinggi dari sebelumnya. Tetapi dia masih berharap The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga sampai tahun 2023. Rekannya, Presiden Fed Bank of San Francisco Mary Daly, akan berbicara di kemudian hari.
Sementara, kata Ibrahim, menjelang rilis data, sekelompok bankir sentral, termasuk Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, akan berbicara pada Selasa.
Dari sisi internal, pasar merespons positif terhadap pemerintah yang menyampaikan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 baru mencapai Rp 456,35 triliun per 5 November 2021 atau setara 61,3 persen dari pagu anggaran PEN di tahun 2021 sebesar Rp 744,77 triliun.
Selanjutnya dari segi perekonomian dilihat dari resiliensi perekonomian baik dari cadangan devisa, neraca perdagangan, nilai tukar, IHSG yang walau fluktuatif namun relatif stabil dan level utang luar negeri sekitar US$ 425,5 miliar dan inflasi terjaga 1,6-1,97 persen.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Defisit Ekuitas Garuda Lampaui Jiwasraya, Wamen BUMN: Technically Bangkrut
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.