Bitcoin sebelumnya mencapai rekor pada bulan lalu setelah peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa terkait Bitcoin pertama untuk investor AS. ProShares Bitcoin Strategy ETF, yang melacak masa depan Bitcoin, menarik lebih dari US$ 1,2 miliar volume pada debutnya.
Pasar yang berusia lebih dari satu dekade untuk aset digital ini secara kasar telah meningkat empat kali lipat dari nilai akhir tahun 2020. Adapun khusus untuk Bitcoin, harganya telah naik lebih dari 130 persen tahun ini.
Walau begitu, perjalanan aset kripto tersebut cukup fluktuatif. Token ini sempat jeblok hingga ke bawah US$ 30.000 pada bulan Juni lalu di tengah kritik terhadap konsumsi energinya dan tindakan keras mata uang kripto Cina.
Namun sejumlah aset kripto kemudian mulai pulih karena sektor kripto menyesuaikan diri dengan kondisi di Cina. Selain Bitcoin, jaringan blockchain seperti Ethereum dan Solana terus meningkatkan dan menarik fungsionalitas baru.
Permintaan untuk keuangan terdesentralisasi dan token yang tidak dapat dipertukarkan juga meningkat. Tak hanya Bitcoin, memecoin seperti Dogecoin dan Shiba Inu terus menarik investor yang tak jarang sifantya spekulatif.
BISNIS
Baca: Analis Tetap Yakin Bitcoin Rebound dan Bisa Melejit hingga Tembus Rp 1,4 Miliar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.