"Di samping itu, emisi yang terkurangi dari sektor energi didorong oleh berbagai aksi seperti misalnya pengadaan tenaga listrik oleh pembangkit energi baru dan terbarukan serta penerapan efisiensi energi,” ucap Arifin.
Saat ini mayoritas atau lebih dari 80 persen tenaga listrik yang dihasilkan untuk jaringan listrik Jawa-Bali, yang menyediakan listrik bagi 70 persen penduduk Indonesia, berasal dari bahan bakar fosil.
Oleh sebab itu, upaya penting untuk mendukung agenda dekarbonisasi Indonesia adalah pembangunan fasilitas penyimpanan energi yang memungkinkan integrasi sumber energi terbarukan ke dalam jaringan tenaga listrik. "PLTA pumped storage memainkan peranan yang sangat penting pada pendekatan ini," ucap Arifin.
PLTA pumped storage nantinya akan memanfaatkan dua bendungan pada ketinggian yang berbeda. Pada saat permintaan tenaga listrik sedang rendah maupun ketika tersedia tenaga listrik yang melimpah dari sumber-sumber energi bersih, seperti misalnya tenaga surya, maka tenaga listrik dari jaringan digunakan untuk memompa air ke bendungan atas.
Tenaga listrik dihasilkan pada saat beban puncak, biasanya pada malam hari, dengan mengalirkan air menuju ke bendungan bawah melalui turbin air, ketika biaya pembangkitan listrik tinggi.
Proyek tersebut diyakini bisa meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi sistem dengan menyeimbangkan antara pasokan dengan permintaan. Selain itu, proyek tersebut bakal meningkatkan keandalan serta kualitas layanan listrik pada jaringan tenaga listrik Jawa-Bali.
PLTA Cisokan ini juga bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam upaya mengintegrasikan berbagai energi terbarukan ke dalam jaringan tenaga listrik Jawa-Bali. Dengan begitu integrasi energi baru terbarukan bisa dilakukan secara berkelanjutan, baik dalam konteks lingkungan maupun sosial.
BISNIS
Baca: RI Akhiri Kerja Sama Pengurangan Emisi dan Deforestrasi, Respons Norwegia?