TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan maskapai penerbangan Super Air Jet berpeluang panen penumpang bila berhasil melewati krisis pandemi Covid-19. Maskapai yang telah mengantongi sertifikat AOC tersebut kini bersiap mengudara.
“Bila Super Air Jet mampu eksis dalam melewati masa-masa kritis ini dan memiliki pilar korporasi yang kuat, saya kira akan bisa berpanen pada saat situasi sudah mulai normal kembali,” ujar ujar Ziva saat dihubungi, Senin, 28 Juni 2021.
Maskapai penerbangan Super Air Jet dirintis di tengah masa sulit industri penerbangan karena krisis pandemi Covid-19. Sejak wabah virus corona merebak di hampir semua negara, bisnis angkutan udara tertekan lantaran berkurangnya mobilitas masyarakat.
Seperti proyeksi Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), kerugian yang dialami maskapai di secara global mencapai US$ 47 miliar atau mengalami profit margin sebesar minus 11 persen. Hingga 2023, bisnis maskapai secara global pun akan terus terus melalui tahap pemulihan dan berada dalam kondisi defisit.
Dilihat dari prospek bisnis, Super Air Jet akan mengalami tantangan seperti maskapai-maskapai lainnya sampai tiga tahun ke depan. “Kuncinya ada di optimalisasi biaya, bukan minimalisasi seperti pemahaman LCC tradisional yang seringkali berdampak pada berbagai aspek mulai dari kualitas pelayanan sampai resiko keamanan atau keselamatan penerbangan,” kata Ziva.