Menurut Dahlan, utang Thai Airways sangat besar, bahkan lebih dari Rp 100 triliun. Artinya, besar utang dari maskapai negara tetangga itu melampaui utang Garuda yang Rp 70 triliun. Berbagai upaya untuk menyelamatkan perusahaan. Misalnya dengan menghapus jalur yang rugi, hingga memotong gaji dan jumlah pegawai.
"TG sudah tidak punya lagi rute penerbangan ke Amerika. Padahal, dulu, TG itu gagah sekali. Jauh lebih gagah dari GA. Sang TG pernah punya penerbangan nonstop jarak jauh dari Bangkok ke New York. Juga dari Bangkok ke Los Angeles," kata dia.
Thai Airways, kata Dahlan, sebenarnya sudah berupaya menyelesaikan utangnya di luar pengadilan. Kreditor juga setuju bahwa utang harus direstrukturisasi, bunga harus dipangkas, jangka pengembalian harus diperpanjang, serta beberapa aset harus dijual.
Untuk merestrukturisasi utang itu, tutur Dahlan, para kreditor sudah menunjuk wakil yang bisa diterima semua pihak, yakni seorang mantan menteri dan seorang mantan Dirut yang pernah membawa maskapai itu memperoleh laba. Bangkok Bank juga telah mengirim wakil ke tim negosiasi itu.
"Tapi persoalan TG sudah terlalu berat. Maka direksi TG membawanya ke PKPU-nya Thailand. Momentum Covid ini dimanfaatkan untuk melakukan penyelesaian tuntas. Padahal sebelum Covid pun TG sudah sempoyongan," ujar Dahlan.
Ia mengatakan Thai Airways belakangan terus merugi dan kerugiannya terus membesar hingga sekitar Rp 7 triliun pada tahun lalu. Karena itu, perseroan pun melakukan langkah penghematan seperti mengurangi jumlah pesawat sewa dan jumlah karyawan. Di saat yang sama, mereka juga diberi misi untuk mendukung pariwisata di sana dengan menerbangi berbagai rute di Thailand.
Namun demikian, Dahlan mengatakan besarnya misi maskapai tersebut tidak membuat pemerintah setempat mau menyelamatkan perseroan melalui suntikan dana.
"Direksi GA sebaiknya juga jangan memimpikan keindahan uang pemerintah. Biar pun masih mayoritas, tetap saja pemerintah hanya mayoritas tipis di Garuda," ujar Dahlan Iskan. "Jadi, kapan soal GA diputuskan: harus lewat jalan yang mana?"
CAESAR AKBAR
Baca juga: Dahlan Iskan Minta Masyarakat Hanya Persoalkan 2 Hal untuk Vaksin Nusantara