Karena itu, lanjutnya, menjaga efisiensi rantai pasok, menjaga daya beli masyarakat, dan akselerasi pemanfaatan platform digital dalam rantai pasok menjadi segelintir antisipasi yang diambil pemerintah.
“Mengapa pemanfaatan platform digital penting? Pola konsumsi masyarakat Indonesia mulai bergeser dari beras dan makanan pokok ke makanan jadi. Perkiraan UN Division juga menunjukkan sebagian besar penduduk Indonesia akan hidup di perkotaan pada 2050,” kata Kasan.
Dia juga menyebutkan bahwa ekspektasi hidup dan urbanisasi yang meningkat bakal menambah aspek ketahanan pangan. Artinya, tidak hanya ketersediaan dan keterjangkauan yang mempengaruhi, tetapi juga kualitas pangan.
Terpisah, Wakil Menteri Perdagangan periode 2011–2014 sekaligus ekonom pertanian dari IPB University Bayu Krisnamurthi memperkirakan harga pangan dunia akan mulai menurun pada semester kedua 2021 seiring dengan masuknya masa panen di berbagai negara produsen.
Selain itu, dia pun menggarisbawahi perbedaan fluktuasi harga pangan saat ini dibandingkan dengan krisis-krisis sebelumnya. “Kondisi harga sekarang tampaknya karena pada 2020 banyak aktivitas logistik terhenti sehingga stok di beberapa negara, terutama Cina turun drastis. Akibatnya mereka membeli dengan jumlah ekstra besar setelahnya,” kata Bayu.
BISNIS
Baca juga: Harga Pangan di Tangerang Turun Menjelang Ramadan