TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan menyebutkan harga pangan akan naik pada 2021, dibandingkan dengan tahun lalu. Harga pangan diproyeksikan mulai stabil pada 2022 dan terus mengalami penurunan sampai 2030.
Jika merujuk pada laporan Bank Dunia, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Kasan mengatakan kenaikan harga pada tahun ini tidak akan menyamai lonjakan yang terjadi pada 2018/2019. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga pangan dunia.
“Masih ada faktor ketidakpastian, yakni pandemi Covid-19 yang belum pasti kapan akan berakhir. Ada pula adjustment dari stakeholder [produsen dan konsumen] selama dua tahun ini yang akan menjadi behaviour baru,” kata Kasan kepada Bisnis, Jumat, 4 Juni 2021.
Harga rata-rata pangan dunia diperkirakan 14 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Indeks harga pangan FAO yang mencetak kenaikan bulanan tertinggi dalam 10 tahun terakhir sendiri dipicu kenaikan kuat pada subindeks gula dan minyak nabati.
Kemudian diikuti oleh kenaikan subindeks daging, serealia, dan produk susu pada tingkat yang lebih rendah.
Kasan mengatakan situasi harga pangan global selama pandemi setidaknya bisa berdampak pada tiga hal besar, yaitu gangguan rantai pasok dan distribusi, penurunan daya beli, dan ketidakstabilan harga pangan.