Dari sisi internal, Bank Indonesia menyatakan, Indonesia harus mewaspadai berbagai risiko yang bisa menghalangi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Sedangkan target pertumbuhan ekonomi 6 persen di tahun 2021 sangat bergantung dari kemampuan pemerintah dalam meredam pandemi Covid-19.
Selain itu, Indonesia sebagai negara pengimpor vaksin juga mendapat tantangan tersendiri untuk mengendalikan pandemi. Ia mengatakan bagi negara produsen vaksin, pertumbuhannya bakal lebih cepat. Untuk itu, pemerintah dinilai tak boleh hanya mengandalkan vaksinasi.
Menurutnya faktor pengendalian dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan mobilitas menjadi penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen.
Di sisi lain, perbankan saat ini masih kelebihan likuditas. Artinya penyaluran kredit juga masih lemah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Kemudian mulai dari episentrum pandemi yang bergeser, sehingga akses dan kecepatan vaksinasi masih belum bertambah.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021, di berbagai negara masih negatif sehingga mempengaruhi ekonomi Indonesia itu sendiri.
Sedangkan untuk perdagangan besok Senen, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.295 - Rp 14.325.
BACA: Rupiah Melemah Seiring Membaiknya Data Ekonomi Amerika
HENDARTYO HANGGI