TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah tipis 10 poin walaupun sebelumnya sempat melemah di 40 point di level Rp 14.295 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.285. Pelemahan itu seiring dengan Indeks dollar menguat di hari ini.
"Dolar menguat terhadap mata uang lainnya dan mencapai tertinggi multi-minggu setelah serentetan data ekonomi yang kuat menjelang rilis gaji bulanan meningkatkan kemungkinan pengetatan awal Federal Reserve," kata Ibrahim Assuaibi Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 Juni 2021.
Dia mengatakan Amerika Serikat mencatat 385 ribu klaim pengangguran awal dalam seminggu terakhir, lebih rendah dari 390 ribu klaim dalam perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com dan 405 ribu klaim yang diajukan selama minggu sebelumnya.
Jumlah klaim turun selama lima minggu berturut-turut ke rekor terendah 400 ribu, level yang tidak terlihat sejak awal pandemi Covid-19.
Penurunan jumlah kasus Covid-19 memungkinkan bisnis untuk dibuka kembali dan meningkatkan permintaan. Investor sekarang menunggu data ketenagakerjaan lebih lanjut, termasuk data non-farm payrolls untuk Mei, yang akan dirilis hari ini.
Investor juga tetap khawatir tentang perlambatan langkah-langkah stimulus Fed, didorong oleh prospek inflasi yang tidak terkendali. Namun, beberapa pejabat Fed menegaskan kembali bahwa tekanan harga akan bersifat sementara, dan bank sentral akan mempertahankan langkah-langkah stimulus saat ini tidak berubah untuk sementara waktu.