Pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 akan difokuskan untuk mendorong produktivitas, meningkatkan stabilitas dan ketahanan ekonomi, serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia akan memimpin langkah strategis untuk mengatasi dampak pandemi. Setidaknya lima nilai strategis bagi pemerintah dalam memegang Presidensi G20. Pertama, sinergi antara Indonesia dan dunia internasional dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi global dan nasional dari Covid-19.
Kedua, Indonesia akan memiliki suara dalam menentukan arah ekonomi global pasca krisis, termasuk di dalamnya stabilitas sistem keuangan internasional.
Ketiga, Presidensi G20 akan dimanfaatkan pemerintah untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural dan keuangan Indonesia di tengah pandemi, seperti UU Cipta Kerja, transisi energi termasuk peningkatan kandungan biodiesel, dan pendirian SWF Indonesia.
Selanjutnya, Indonesia akan memanfaatkan dukungan internasional terhadap prioritas pemerintah. Isu-isu seperti digitalisasi, pengembangan SDM, pemberdayaan perempuan dan pemuda, ketersediaan vaksin, serta persiapan sistem kesehatan untuk memitigasi risiko pandemi masa depan akan menjadi beberapa bahasan utama.
Terakhir, Presidensi G-20 Indonesia berpotensi menghasilkan devisa bagi Indonesia jika diselenggarakan secara fisik pada akhir tahun 2022.
Untuk mendukung kesiapan infrastruktur teknologi dalam persiapan acara, pemerintah telah membangun portal document management system (DMS) untuk menata secara digital dokumen substansi terkait G20 dan menjadi bagian integral Sekretariat Sherpa G20 Indonesia yang dapat diakses oleh seluruh kementerian/lembaga yang terlibat di G20.
“Ini merupakan inisiatif yang sangat bagus untuk memastikan proses penyusunan substansi yang transparan dan akuntabel, terutama bagi instansi yang selama ini menaungi G20,” kata Airlangga Hartarto.
BISNIS
Baca juga: Airlangga: Ada Risiko Varian Baru Covid-19, Tren Kasus Aktif di RI Terus Turun