TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) menilai langkah pemerintah memangkas libur atau cuti bersama 2021 tidak akan memberikan dampak terhadap startup Online Travel Agent (OTA).
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Budijanto Ardiansjah mengatakan cuti bersama ataupun hari libur pun sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi penjualan OTA ataupun conventional travel agent sehingga penambahan atau pengurangannya tidak menjadi isu penting lagi.
“Kami lebih mendorong pada percepatan vaksin sehingga pada saatnya mobilitas masyarakat bisa normal lagi,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu, 7 Maret 2021.
Dia menilai startup OTA tidak akan bisa selalu menggantungkan pemasukan perusahaan melalui tren liburan dekat rumah (staycation). Penyebabnya, daya beli masyarakat untuk berlibur juga makin tergerus karena harus memprioritaskan kebutuhan sehari-hari.
“Staycation memang masih bisa diharapkan, tetapi pasti berkurang minatnya ke depan mengingat daya beli masyarakat makin menurun,” katanya.
Budijanto optimis bahwa pemain OTA lebih siap dengan segala tantangan pada tahun ini sehingga dia lebih berharap pemulihan terjadi pada para pelaku agen travel konvensional. “Conventional travel agent [agen travel konvensional] yang notabene kebanyakan UKM, dibandingkan OTA yang kebanyakan pemodal besar. Karena itulah pemerintah perlu membantu proses peralihan digitalisasi mereka supaya bisa lebih bersaing ke depan dengan OTA,” katanya.
Dampak pandemi virus Corona (Covid-19) terhadap perusahaan agen perjalanan di Tanah Air cukup besar. Budijanto mengungkapkan hampir 90 persen dari total 7.000 perusahaan anggota Asita tutup sementara sejak April 2020.